Misteri Kutukan Toshio

Ceita Horor -  Usai Ju-on: The Beginning of the End, pada akhirnya misteri cara kemunculan hantu Toshio pun baru benar-benar terungkap di film terbaru yang kini sudah tayang di Indonesia, Ju-On 4: The Final Curse.kisah film ini dan 'The Beginning of the End' memiliki alur cerita alternatif (terpisah) dalam menggambarkan awal mula kutukan mengerikan di dua film pertama.



 Masih menggunakan format yang sama seperti seri-seri sebelumnya, yaitu alur cerita dalam beberapa segmen untuk masing-masing karakter, nuansa mencekam dengan hantu yang sama masih menjadi tema utama film ini.
Judul yang diberi embel-embel 'The Final' barangkali memberi harapan kepada beberapa penonton agar segala sesuatu terkait franchise Ju-On terpecahkan hingga setidaknya tidak memberikan efek klimaks yang menggantung.
Bagi yang telah menyaksikan Ju-on: The Beginning of the End, tentu masih mengingat karakter guru muda bernama Yui Shono yang diperankan oleh Nozomi Sasaki. Ia mengalami nasib mengerikan setelah menyelidiki muridnya yang bernama Toshio Saeki karena tak masuk sekolah selama seminggu.'
Mai yang tinggal bersama kekasihnya, Sota Kitamura (Renn Kiriyama) mulai bertanya-tanya ke mana gerangan Yui karena pihak sekolah sang adik selalu menghubunginya. Dilanda rasa penasaran, Mai pun mulai dihantui sosok Toshio dan bayangan Kayako di dalam mimpi maupun halusinasi.


Mai pun mulai menyelidiki hilangnya Yui, sementara Sota juga ikut terbawa kutukan meskipun masih dalam tahap ringan. Di sisi lain, seorang siswi bernama Reo (Nonoka Ono) dan ibunya, kedatangan seorang tamu, yaitu anak dari pamannya (keponakan) yang bernama Toshio.


Reo merasa gelagat Toshio selama berada di rumahnya sangat aneh. Selain itu, ternyata di sekolahnya ia ternyata bergaul dengan Midori dan Madoka yang salah satu dari keduanya memiliki kaitan erat dengan kejadian mengerikan di rumah terkutuk pada masa lalu.
Semenjak Toshio pindah ke rumah Reo, berbagai kejadian aneh nan menyeramkan pun menghantui dirinya dan kedua temannya yang pernah bermain ke rumahnya itu. Alhasil, ia dan sang ibu harus menghadapi kenyataan mencekam yang mengancam ketenangan hidup mereka.
Sementara itu, penyelidikan Mai berujung pada sebuah kenyataan yang belum pernah ada dalam kisah-kisah sebelumnya. Dari sini, akhirnya secara intens misteri hantu Toshio dan Kayako Saeki yang mengerikan, mulai terjawab dengan akhir cerita yang membuat penonton tak berdaya melupakan kutukan rumah hantu dalam kisah Ju-On.
Apa yang hendak ditawarkan dalam film ini adalah kengerian yang mampu meneror rasa takut setiap penonton, terutama bagi siapapun yang mengalami paranoid serta ketakutan parah bagi yang mempercayai eksistensi hantu-hantu jahat.


Ciri khas Ju-On yang menggunakan gerak-gerik mengerikan Toshio dan Kayako, masih dipertahankan dalam film ini. Beruntungnya bagi yang gemas dengan konsep tiga film sebelumnya, di sini kita bisa menyelami lebih dalam rasa takut calon korban yang diteror untuk dihabisi oleh Kayako.
Di film ini juga kita bisa menyaksikan bagaimana cara hantu Kayako membuat para korbannya memiliki jasad mengerikan sebelum mereka meregang nyawa. Bagaimana Kayako bisa muncul di mana saja, kapan saja, dan caranya mengawasi siapa saja yang bersinggungan dengan Toshio dan kutukan darinya, sangat jelas ditampilkan


Meskipun begitu, film ini memiliki kelemahan dalam hal membawakan akting para pemainnya. Sutradara Masayuki Ochiai belum terlalu bisa mengarahkan para pemain dengan sempurna saat mereka dilanda rasa takut. Berbeda dengan Takashi Shimizu yang piawai dalam memainkan akting para pemain di dua film sebelumnya meski berpegang pada naskah yang tak terlalu istimewa.


Di Balik Kisah Seram nya Gadis Indigo

Cerita Horor

Hai Min. Nama gue Yohanna Ze. Gue indigo sejak lahir.
Gue udah biasa banget liat orang tanpa kepala dan makhluk-makhluk serem lainnya lalu lalang di depan gue, bahkan gangguin gue. Walaupun udah biasa, bukannya gue ga takut. Gue bahkan takut banget. Gue bisa liat ‘mereka’ jelas banget, sampe sering ga bisa bedain sama orang normal dan dikira gila sama temen gue karena gue ngomong sendiri.
Gue mau ceritain salahsatu pengalaman gue yang masih sering ngebayang-bayangin gue sampe sekarang.
Dulu, waktu gue kecil, tiap siang gue Cuma berdua dirumah sama pembantu gue. Karena waktu itu kerjaannya udah beres, akhirnya gue dan pembantu gue tidur siang bareng. Sekitar setengah jam kemudian, gue kebangun. Pembantu gue masih tidur di sebelah gue. Gue ngeliat sekeliling, dan gue ngeliat PEMBANTU GUE ADA DI TANGGA. Dan di sebelah gue masih ada pembantu gue. Gue ngeliat lagi ke arah tangga, pembantu gue itu senyum manis dan mukanya jadi pucet banget. Dia senyum terus, dan bibirnya memanjang (kayak robek) sampe ke mata. Darah netes-netes. Kakinya juga ga napak. Dia terbang lambat ke arah gue dan ngomong: “Ze, hidupmu tak akan bahagia. Aku akan selalu menghantuimu”. Gue mikir ada yang ga beres. Gue langsung tidur lagi (atau pingsan?) karena kaget dan takut. Sorenya gue cerita ke nyokap gue, dan dia ga percaya. Tapi ekspresinya kayak nyembunyiin sesuatu.


Beberapa hari kemudian, habis gue mandi, gue keluar dari kamar mandi dan ngeliat nyokap gue lagi jongkok ngebelakangin gue. Gue ngomong : “Loh, kok mama tumben cepet pulang?”. Dia balik badan dan ketawa. Wujudnya langsung berubah drastis, jadi serem banget. Rambutnya kecoklatan panjang. Salah satu matanya Cuma putih doang, ga ada bola matanya. Pinggir mata dan bibirnya agak robek dan netes darah. Di tangannya banyak luka-luka yang masih netes darah, kayak disilet-silet gitu. Gue spontan teriak, tapi tenggorokan gue serasa kesumbat. Dia bilang : “Aku ga akan biarin kamu bahagia! Ah, bagaimana kalau aku membunuhmu? Agar kamu bisa tau rasanya jadi aku!”. Dia cekek leher gue sampe gue ga bisa nafas. Tangannya dingin, terasa basah karena berlumuran darah. Dia nonjok muka gue. Sebenernya gue ga terlalu masalah sama ditonjok dll, karena gue emang sering tonjok-tonjokan sama sepupu gue. Tapi yang paling bikin gue stress dan kebayang sampe sekarang itu kata-katanya dan suara ketawanya yang bikin gue lemes. Kata-katanya serasa bikin gue merasa bersalah, padahal gue masih umur 4 tahun waktu itu. Setelah gue lemes, dia ngilang gitu aja dan ninggalin gue. Gue yang masih syok, pingsan. Setelah gue sadar, gue ngeliat dia melototin gue di pojok kamar. Gue pura-pura ga ngeliat.
Lama setelah itu, gue udah ga terlalu kebayang-bayang lagi. Tapi setelah gue beranjak remaja, dia kembali menampakkan diri beberapa kali. Ternyata, dia emang sering nyamar jadi orang-orang yang gue kenal, baru nampakkin wujud aslinya.




Beberapa hari yang lalu, dia kembali nampakin diri ke gue. Waktu itu gue lagi sendirian jalan keliling komplek, rumah gue kosong. Waktu gue lagi jalan-jalan, gue ketemu temen gue (sebut saja) Nia. Ternyata dia juga lagi  keliling komplek, akhirnya gue keliling komplek bareng Nia. Di jalan, gue ketemu ‘seseorang’ yang gue kenal, sebut saja Rika. Dia nyapa gue: “Hai Ze! Ikut keliling dong”. Karena gue udah mulai terlatih ngebedain orang beneran dan ‘mereka’, gue ga jawab apa-apa, karena takut dikira gila sama Nia. Ternyata, Nia juga ngeliat ‘Rika’ dan dia jawab: “eh Rika, ayo ikut lah. Sombong banget lu Ze, temen sendiri didiemin.” Sepanjang perjalanan, gue Cuma nunduk dan sesekali ngomong, karena takut dan sadar ada yg ga beres. Tiba-tiba, Rika ketawa dan seketika pandangan gue gelap, sekitar sedetik. Tiba-tiba gue ada di tempat lain, lumayan deket dari situ.
Rika : “Nah, disini aja, lebih sepi ga ada orang”. Habis itu dia ketawa
Nia tiba-tiba ketawa juga, dan suara ketawanya sama persis sama Rika. Gue merinding setengah mampus. Terus Nia dan Rika ngedeket, dan tiba-tiba badannya gabung jadi satu orang. Wujudnya berubah, jadi hantu yang waktu itu lagi. Lemes, kebelet pipis saking takutnya. Tapi gue ngelakuin apa yg biasa gue lakuin, yaitu pura-pura ga takut.
Gue : “Kamu siapa sih? Kenapa ganggu aku terus?”
Dia : “Kamu akan tahu itu nanti. Ada yang lebih penting sekarang.”
Gue : “Apa? Cepet lah”
Dia : “Yah, begini.. *nunduk, nangis* Namaku sama dengan namamu, Ze. Aku memilihmu karena nama kita sama.”
Gue : “Cuma karena nama yang sama? *ketawa* Kamu milih aku untuk apa?
Dia : “Kamu bisa bantu aku? Aku ingin cepat tenang supaya ga gentayangan lagi disini.”
Gue : “He? Bantuin? Ga salah milih orang? Aku masih SMP loh, aku ga bisa apa-apa”
Dia : “Aku yakin kamu bisa. Paling tidak, tolong berdoa untuk ketenanganku.”
Gue : “Uh.. Oke deh.. Ada lagi? Aku mau pulang.”
Dia malah senyum lagi, terus bilang “Kamu, ga akan bisa pulang.”
Gue tiba-tiba ada di tempat yang gue ga tau itu di mana. Gue lari entah ke mana, sambil memanggil hantu itu. Namun, dia tidak menampakkan diri. Akhirnya gue capek, gue pingsan. Waktu gue sadar, gue langsung ada di jalan yang tadi, tempat gue ketemu Nia. Tapi gue lagi jalan sendirian, tanpa Nia. Gue takut banget, akhirnya gue langsung pulang. Di rumah, gue liat HP gue nyala sendiri. Ternyata ada tulisan di notes nya. Tulisannya “Makasih, Ze. Maaf ya kamu jadi bingung. Jangan lupa doakan aku ya. Dari Ze.”


Tadi gue baru inget, nyokap gue pernah cerita ke gue. Waktu dia hamil gue, dia pernah cek ke dokter, dan dokternya bukannya ngomongin keadaan janinnya, tapi malah ngomong “Bu, di rumah ibu banyak hantunya ya?”
Jadi indigo emang sulit. Ada banyak hal-hal yang kalo lo ga kuat, mental lo bisa keganggu men. Gue bersyukur, sampe sekarang gue ga terlalu keganggu sama ‘mereka’. Bahkan kadang gue bisa sampe saling curhat sama ‘mereka’.
Sudah dulu ya, dia lagi ngeliatin gue dari luar jendela. Oh iya, gue kan di lantai 2..

Cerita Misteri janglot Piaraan Ayah

Ceirita Misteri - Adri adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, kebetulan ayah adri adalah kolektor benda-benda unik dan mistis. Di rumah adri terdapat banyak koleksi ayahnya, mulai dari keris, batu-batuan mulia, juga benda-benda mistis lainnya. Dan baru-baru ini ayah adri mempunyai koleksi baru, sebuah jenglot.


Ketika pertama melihat jenglot itu adri sedikit merasa ngeri, jenglot itu berkuku panjang, ada 2 gigi taring yang menjulang dari mulutnya. Rambut jenglot itu lebih panjang dari tubuhnya, dan jenglot itu berbau amis yang sangat menyengat. Sampai-sampai adri tidak tahan dan menutup hidungnya. Adri heran mengapa ayahnya sangat suka dengan jenglot itu, seakan-akan itu adalah hal yang membanggakan. Ayah adri mengatakan bahwa setiap 1 bulan sekali di malam jumat, jenglot itu harus diberi makan darah manusia. Jadi ayah adri harus pergi ke PMI untuk menukarkan darahnya dengan stok darah di PMI setiap bulannya. Adri tentu saja ngeri mendengar penuturan ayahnya.
ayah adri harus pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan. Sebelum pergi, ayah adri menitipkan jenglot itu kepada adri. Ia berpesan untuk secara bergantian dengan tukang kebun rumahnya untuk menyetor darah ke PMI. Adri pun mengiyakan hal itu, ketika ayahnya pergi adri melihat ke arah jenglot itu. Ia bergidik. Lalu adri menutup kotak jenglot itu, dan menaruhnya di tempat koleksi ayahnya. Setelah itu adri tidak pernah membukanya lagi.
Sudah satu bulan kepergian ayahnya, tetapi sepertinya adri lupa dengan pesan ayahnya. Ia malah asik bermain dan melupakan tugasnya sampai entah mulai kapan adri sering mendengar suara kasak-kusuk di tengah malam, seperti ada sesuatu yang berkeliaran di rumahnya. Awalnya Adri membiarkannya, ia mengira itu hanya tikus. Tapi Entah mengapa adri merasa tubuhnya lemas, ia seperti sedang sakit. Dan di tengah tidurnya Adri merasa ada sesuatu yang berjalan di tempat tidurnya.


Akhirnya adri sakit, ia benar-benar lemas dan badannya demam. Sudah 3 hari adri bedrest. Seorang dokter didatangkan ke rumah adri, karena ibu adri sangat khawatir dengan keadaan anaknya. Dokter mengatakan adri menderita anemia akut. Dokter mengharuskan adri istirahat dan mengkonsumsi obat penambah darah. Jadilah adri tergolek lemah.
Saat itu tengah malam, adri sedang tertidur. Tiba-tiba ia mendengar suara kasak-kusuk itu lagi, tetapi kali ini berasal dari dalam kamarnya. Lebih tepatnya di bawah tempat tidurnya. Ingin sekali adri membuka mata dan memeriksa suara itu. Tetapi karena lelah, ia tidak dapat membuka mata. Adri pun meneruskan tidurnya. Sampai suatu ketika adri merasa ada sesuatu di atas kepalanya, sesuatu itu bercakar. Ia dapat merasakan cakarnya, Adri pun membuka matanya. Alangkah kagetnya adri begitu melihat sesuatu berambut panjang dan bercakar sedang mencengkram kepalanya.


Jenglot ayah adri sedang bertengger di kepalannya, merinding dan jantungnya berdegup kencang. Selama beberapa detik adri terdiam, dan akhirnya secara refleks adri melempar jenglot itu dari kepalanya dan berteriak sekencang-kencangnya. Adri melihat jenglot itu berkelebatan pergi dengan cepat. Karena keadaannya sedang lemah, adri langsung pingsan. Begitu adri tersadar, ia menemukan ibu dan saudara-saudaranya mengelilingi dirinya.
Ibu adri menangis karena khawatir dengan anaknya. Setelah diperiksa ditemukan luka bekas gigitan di ubun-ubun adri. Sepertinya luka sayatan luka itu cukup dalam. Dan begitu kotak jenglot itu diperiksa, ternyata kotaknya terbuka. Dan di mulut jenglot itu ada noda darah yang masih basah. Ternyata jenglot itu menghisap darah adri melalui ubun-ubunnya setiap malam hingga akhirnya adri sakit anemia karena adri tidak memberi makan jenglot itu. Menyadari hal itu, ibu adri menelpon ayah adri agar menyingkirkan jenglot itu. Akhirnya ayah adri menyuruh orang mengambil jenglot itu.
Sampai sekarang jenglot itu masih ada, diletakkan di rumah kenalan ayah adri. Dan jenglot itu tidak pernah dibawa kembali ke rumah adri.


Rumah Hantu Summerwind Mansion AS

Kisah Misteri - Summerwind Mansion sebelumnya dikenal sebagai Lamont Mansion, merupakan gudang di pantai Barat Teluk Vilas di Lake County, North East Wisconsin. Daerah itu merupakan salah satu daerah paling angker di Wisconsin.



      Kondisinya kini kumuh dan telantar. Hal ini karena pernah terjadi kebakaran hebat didaerah itu yang nyaris memusnahkan semua gedung disana. Summerwind pada awalnya dibangun pada awal abad ke-20 sebagai mes para nelayan.


pada 1916 telah dibeli oleh Robert P. Lamont, yang bekerja sebagai arsitek diperusahaan Tallmadge and Watson. Kemudian dia merenovasi gedung itu dan tinggal disana. Namun sebelumnya ia sudah diperingatkan bahwa gedung itu angker.
tapi dia tidak percaya sampai kemudian dia sendiri bertemu dengan penunggu rumah itu. Kejadian itu terjadi era 1930, Lamont melihat penampakan hantu didapur rumahnya, membuat dia terbirit-birit meninggalkan rumahnya itu.
setelah kepergian Lamont, rumah itu dibiarkan kosong dan terbengkalai. Tahun 1970-an, pasangan suami istri, Arnold dan Ginger Hinshaw membeli rumah itu dan tinggal bersama empat anaknya.
Sejak mulai tinggal, keluarga ini kerap diganggu berbagai hal aneh. Hinshaws melaporkan sejumlah kejadian aneh, mulai dari bayangan yang bergerak dari bawah keatas dengan suara pelan dan berhenti ketika mereka masuk kekamar, atau jendela yang tiba-tiba terbuka sendiri.
mereka melaporkan beberapa kali melihat hantu wanita disekitar ruang makan. Mungkin karena stress, dalam waktu enam bulan setelah pindah ke Summerwind, Arnold jatuh sakit dan Ginger, istrinya, mencoba bunuh diri.


Akhirnya Arnold masuk rumah sakit, sedang Ginger pindah dengan orang tuanya di Granton, Wisconsin. Pada bulan Juni 1988, Summerwind beberapa kali terkena petir yang memicu munculnya api dan membakar rumah.
Sehingga banyak bagian gedung itu rusak parah. Yang anehnya, petir menyambar berkali-kali, padahal disekitarnya banyak pohon tinggi melebihi gedung itu tapi sama sekali tidak ikut tersambar. Saat ini gedung itu tak berbentuk lagi hanya menyisakan fondasi rumah yang tak terawatt.

SUATU MALAM DI JEMBATAN ANCOL




Cerita Horor - Malam itu ryan dan kekasihnya sedang dalam perjalanan mengitari kota jakarta, sebenarnya mereka sudah mau pulang. Tetapi sepertinya mereka belum mau mengakhiri malam itu. Ryan pun memutar mobilnya dan memasuki kawasan ancol. Malam itu suasana ancol sudah sepi, hanya ada beberapa orang sedang menikmati suasana malam pantai ancol. Akhirnya ryan memutuskan untuk memarkirkan mobilnya di sekitaran jembatan ancol.
Mereka pun keluar untuk sekedar minum dan menikmati suasana pantai di malam hari. Setelah itu ryan dan pacarnya kembali ke mobil. Ketika ingin menyalakan mesin mobil, ternyata mereka berdua tidak bisa menahan gejolak cinta. Mereka pun bercumbu di dalam mobil. Tetapi selang beberapa menit, tiba-tiba ada suara keras dari luar mobil ryan. Seakan-akan ada sesuatu yang jatuh. Mereka pun terkaget, dengan sigap ryan menyebar pandangannya ke seluruh bagian mobil. Tetapi ia tidak melihat apa-apa, kekasih ryan merasa gelisah karena hal itu. Ryan pun coba menenangkan kekasihnya.
Tetapi selang beberapa menit, suara itu terdengar lagi. Ternyata itu suara timpukan batu yang mengenai mobil ryan. Karena merasa kesal, ryan akhirnya keluar dari mobilnya mencari pelaku penimpukan itu. Meninggalkan kekasihnya di dalam mobil. Ketika keluar dari mobil, ryan melihat ke penjuru jalan mencari pelakunya. Tetapi suasana sepi, hanya ada lampu-lampu jalan
Ketika ingin masuk ke dalam mobil, ada sesuatu yang menarik perhatian ryan di ujung jalan sana. Ryan pun memfokuskan pandangannya ke arah ujung jalan. Tetapi betapa kagetnya Ryan dengan apa yang ia lihat. Ia melihat sesosok wanita mengenakan kebaya lengkap dengan selendangnya, sedang menari ronggeng sambil menuju ke arahnya. Wajah wanita itu sangat pucat dan separuhnya rusak. Ia memandang tajam ke arah ryan. Melihat hal itu jantung ryan berdegup kencang. Ia tidak percaya akan apa yang ia lihat.





Ryan pun buru-buru masuk ke dalam mobil, tetapi begitu ia masuk ke dalam mobil. Ternyata kekasih ryan sudah tidak ada! Ryan pun panik, ia melihat ke bangku belakang tetap tidak ada. Karena panik bercampur takut, ryan menyalakan mobilnya hendak pergi dari tempat itu. Ia masih ingat wanita berkebaya itu. Tetapi belum sempat ia menginjak gas, kaca mobil ryan ada yang menggedor-gedor.
Ryan kaget sekali mendengar itu. Jantungnya semakin berdebar. Tetapi ada yang memanggil-manggil namanya dari luar, dan dia tau suara itu. Ryan pun keluar dari mobilnya. Begitu keluar, ternyata yang menggedor pintu mobilnya adalah kekasihnya dan seorang pramusaji kedai yang ia datangi.
Kekasih ryan bertanya kepada ryan, mengapa ia ditinggalkan ketika ia sedang ke toilet. Karena takut, kekasih ryan minta diantarkan pramusaji untuk menyusulnya. Mendengar hal itu tiba-tiba saja wajah ryan menjadi pucat. Ia ingat sekali bahwa ia pergi bersama kekasihnya setelah kekasihnya keluar dari toilet.

Jadi siapa yang tadi ia cumbu dan pergi bersama dia dari kedai menuju mobil?! Seketika itu juga keringat membasahi wajah ryan. Seketika itu juga ryan mengajak pacarnya meninggalkan tempat itu, tubuhnya sudah lemas. Ia tidak tau lagi harus berkata apa. Ia pun tidak menceritakan kejadian itu kepada kekasihnya. Hingga saat ini ryan tidak tau siapa yang ia cumbu saat itu. Tetapi ia teringat akan sesosok wanita berkebaya itu, mudah-mudahan yang menjelma sebagai kekasihnya bukan hantu wanita itu.


Cerita Serem Di Toilet Sekolah

Masa Pengenalan Siswa Baru, yang biasanya dikenal dengan OSPEK. Rambutku di-Bob, kacamata besar. Lumayan gemuk. Aku memang menyukai horror.



Singkat cerita. Aku telah berhasil melewati OSPEK itu. Aku bergaul bersama teman2ku. Sayangnya, semuanya tak sesuai dengan harapan. Bully2an pun terjadi. Aku pendiam. Aku menjadi sangat pendiam. Aku tak tahu, apa yang telah membuatku seperti ini. Yang pasti bukan sesuatu hal yang asing lagi di sekolahku itu.
Pelajaran olahraga pun dimulai. Disana, dulu… Terdapat sebuah kamar kecil untuk wanita di pojok belakang sekolahan.  Gelap. Besar. Terdapat sebuah cermin full body di sebelah kanan. “Jangan pernah masuk ke dalam toilet di ujung kiri. Disana lampu nya gak pernah mati, dan selalu di kunci.” Kata kakakku yang dulunya sekolah disitu.  Kondisi di toilet itu selalu gelap. Dan penerangan sebanyak apapun, selalu remang2. Hingga suatu hari… Aku menemani temanku yang bernama T untuk mengganti baju. Kami paling terakhir masuk toilet itu, karena kami memang orangnya tak mau bergerombol. Aku menunggu dia di luar, dan bercermin di cermin itu.  Aku melihat sebuah bayangan hitam keluar dari pintu yang terrkunci itu di cermin sambil merangkak. Aku terdiam, dan berusaha untuk memanggil temanku itu. Sayangnya, suaraku tak bisa keluar. Aku memejamkan mata,  dan dia pun hilang! Aku lari ke pintu toilet temanku itu, dan aku mengetuk pintu nya dengan keras. “Ada apa?” katanya membuka pintu nya. “Gila, men. Ga… Gabisa… Gue ga bisa. Cepet ah balik ke kelas.” Kata aku. “Eh bentar, jangan balik badan dulu!” katanya. Dan disaat aku membalikan badan……. *breg* bayangan hitam itu ada di depan mataku sendiri. Begitu tinggi, besar, dan… bau. Aku terhentak. Aku mundur dan menabrak temanku. “Eh, santai aja dong! Sini sini jalannya geser aja.” Kata dia. Aku pun lari.


“Eh, T.. Itu siapa sih? Gue kaget. Kok lo bisa tau dia ada disana? Lo indigo?” tanyaku. Dia pun mengangguk. Oke, aku paham. Iya, dia adalah sesuatu yang selalu diam di toilet terlarang itu.
Semester 2 pun berlanjut. Kondisi fisikku masih normal. Sampai akhirnya, aku terjatuh disaat bermain basket di lapangan sekolah. Kondisi kakiku tak mendukung untuk berjalan sendiri. Aku butuh tongkat untuk berjalan. Singkat cerita, aku pergi ke toilet sendirian. Aku melihat ada seorang wanita yang sedang memegang rambutnya di depan cermin itu. Aku menghampirinya dan menyapa. “Hay! Kamu kelas mana?” Tanyaku. Ia membalikan badan, dan bilang… “Aku tinggal disini……” . Wajahnya cantik, rambutnya lembek, mukanya berdarah2, memakai baju SMP. Aku terhentak lagi. Tiba2 saja dia menjerit kepadaku.

“KAMU TAU GAK? YANG BIKIN KAMU KAYAK GINI TUH SIAPA? TAU GAK? AKU LIAT! KEMARIN AKU DUDUK DI PINGGIR LAPANG! MEREKA MERENCANAKAN INI SEMUA AGAR KAMU TERJATUH!” 

jeritnya. Aku diam. Dan tak berkata sedikit pun. Aku menarik nafas, dan… “Aku tahu… Tapi aku tak mau menagih belas kasih nya. Karena aku tak mau dikasihani, dan aku baik2 saja.” Ucapku. Muka nya berubah. Ia marah. Wajahnya sangat jelek, dan menakutkan. “Kamu jelek.” Ucapku. Lalu mukanya kembali ke semula. “Maaf. Bolehkah aku menemani mu?” tanyanya. “Untuk apa?” Tanya ku balik, “Untuk menjagamu selama kamu ada di sekolah ini.” Jawabnya. Aku pun mengangguk.

Kemana pun aku pergi, dia selalu berjalan di belakang ku. Aku tak tahu, apa kah aku anak Indigo atau bukan… karena aku tak merasakan hal yang sama seperti temanku si T itu disaat pertama kalinya melihat ‘mereka.’. “Ah… Tapi waktu pertama kali aku bisa liat, aku demam tuh seminggu.” Ucap si T. Aku hanya mengangguk saja.
Selama 3 tahun aku ditemani oleh-nya. Oiya, namanya Dinda. Dia lucu… Terkadang aku terlihat berbicara sendiri, tetapi ia sedang menceritakan hal2 lucu yang telah terjadi di lapangan selama itu…
Kelas 2 semester 1. Untuk pertama kalinya aku berlibur dengan semua keluarga besar ku ke pantai Anyer. Ini untuk pertama kalinya aku melihat dan menyentuh pasir.


Aku pergi ke anyer dengan menaiki sebuah Bus yang hanya untuk 20 orang. Aku duduk di depan, sendirian bersama tobby (guling kecil yang sudah 12 tahun tak dicuci)  dan tas kesayanganku. Aku memakai topi ‘kupluk’ dan memakai penutup telinga. Rambutku yang saat itu panjang membuatku terlihat seperti alien. Tetapi aku suka dengan gaya ku itu.  Dalam perjalanan, aku merasa taka sing dengan nama2, tanda2, dan tulis2an di jalan ini. Aku pernah kesini. Tapi kapan? “Ah dejavu.” Ucapku.
Akhirnya aku sampai di sebuah cottage yang lumayan luas. ! cottage, 2 keluarga. 1 keluarga, 4 orang. Aku masuk kedalam cottage itu lebih dulu, bersama tobby dan tas ransel ku itu. Aku masuk, dan hawa nya begitu sangat sangat panas. Terdapat sofa dan meja kecil disebelah kiri, bersebrangan dengan TV LCD di sebelah kanan. Sejajar dengan sofa. Ada tempat untuk makan, dan kesana nya lagi ada sebuah lorong kecil untuk cuci piring. Aku melihat seseorang disana. Tetapi… Tangannya panjang… Menyeret dikala ia berjalan, lidahnya begitu sangat panjang, tak memiliki beberapa gigi, rambut yang gimbal. Aku memejamkan mata, dan membuka nya. Dia ada didepanku! Aku kembali menutup mataku, dan ia mulai menyentuh guling ku. Otomatis aku marah besar, tak boleh seorang pun menyentuh gulingku. Aku membaca ayat kursi. Dan… Hilang.

Aku masuk ke kamar yang memiliki toiletnya di dalam. Tak tahu kenapa, aku merasa sangat sangat takut berada disitu.


Kisah Horor - ARWAH KORBAN TRAGEDI BINTARO



kisah horor - Malam itu sekitar pukul 11.30 malam, hudi masih saja duduk di motornya menunggu penumpang di depan stasiun. Sebenarnya hudi sudah merasa lelah, tetapi karena merasa penghasilannya kurang, hudi enggan untuk pulang.

Suasana stasiun sudah sangat sepi, hudi sudah sedikit putus asa. Tetapi senyum hudi langsung merekah ketika ia melihat ada seorang wanita keluar dari stasiun. Wanita itu mengenakan stelan rapih, lengkap dengan blazzer.
Seperti wanita kantoran. Hudi menawarkan jasanya kepada wanita itu, dan wanita itu mengiyakan tawaran hudi. Wanita itu minta diantarkan ke wilayah tanah kusir. Hudi pun memacu sepeda motornya, di tengah perjalanan hudi menanyakan wanita itu hendak pergi ke mana. Dengan suara yang dingin, wanita itu menjawab, “Saya mau pulang bang”.
Jujur saja hudi sedikit merinding mendengar suara wanita itu. Sepanjang perjalanan hudi dikagetkan dengan suara benda terjatuh dari motornya, kontan saja hudi menanyakan kepada penumpangnya apakah ada barang yang terjatuh, sekali lagi wanita itu menjawab dengan nada yang sangat menyeramkan, “Nggak ada bang.”


Padahal hudi yakin sekali yang terjatuh dari motornya. Hudi pun lebih awas memantau wanita itu dari kaca spion motornya.

Selang beberapa menit kemudian hudi melihat hal yang ia sendiri tidak percaya. Dari kaca spion, hudi melihat tangan wanita itu yang sedang memegang tas copot dan terjatuh dari motornya! Dari lengan itu keluar banyak darah.
Hudi tentu saja kaget. Dan motor hudi oleng hampir terjatuh, untung hudi masih dapat mengendalikan motornya. Tetapi jantung hudi sudah berdegup kencang! Ia takut ternyata yang ia boncengi ternyata bukan manusia.
Lantunan doa keluar dari mulut hudi, bahkan ia tidak berfokus ke jalan. Tubuh hudi sudah gemeteran hebat. Iseng-iseng hudi melihat ke arah sepion sebelah kanannya. Dan betapa kagetnya hudi, melihat apa yang ada di spion. Ternyata wanita yang ia boncengi tidak berkepala! Hudi hanya melihat leher yang sudah terpenggal mengeluarkan darah dan berbelatung!Melihat hal itu, tiba-tiba hudi tidak dapat mengendalikan laju motornya. Hudi pun tersungkur terjatuh dari motornya. Dan seketika itu juga wanita jadi-jadian itu menghilang.
Hudi bangun dan membersihkan dirinya. Ketika iya sedang membersihkan bajunya, terdengar suara tawa yang menggelegar dari balik arah rimbunan pohon. Jantung hudi pun serasa mau berhenti, tidak lama setelah itu terdengar suara, “Bang, tolongin saya.” Dibarengi dengan sesosok kepala keluar dari semak-semak dan terbang ke arah hudi, dan ternyata itu adalah kepala wanita yang ia boncengi tadi!
Saat itu hudi seperti disambar petir disiang bolong! Hudi hanya bisa terpaku dengan diam, ia seakan tidak percaya akan apa yang ia lihat. Ketika kepala itu sudah berada 5 meter dari dirinya, tiba-tiba hudi tersadar dan berlari sekuat-kuatnya meninggalkan motornya. Wajah wanita itu sangat pucat dengan banyak luka di wajah kepala wanita itu.
Hudi terus saja berlari dan akhirnya sampai di sebuah rumah warga. Ia mendapat pertolongan, Hudi ditampung oleh salah seorang warga.


Keesokan paginya hudi dan warga mengambil motor hudi yang tertinggal di sebuah kebun kosong. Hingga saat ini hudi tidak pernah tau siapa wanita itu, dan hudi juga masih ingat denga jelas kejadian itu. Kejadian yang diyakini adalah ulah salah satu arwah korban tragedi bintaro yang hingga kini masih bergentayangan di sekitar lokasi kejadian.

PASAR GAIB GUNUNG MERBABU




Kisah Misteri - Bagi para pendaki gunung, pasti sudah tidak asing dengan gunung merbabu. Gunung merbabu merupakan tujuan bagi para pendaki gunung. Tidak terkecuali toni, seorang mahasiswa dan pencinta alam ini. Sudah lama ia merencanakan untuk mendaki gunung merbabu, dan akhirnya dapat tercapai saat jambore tahun 2006. Toni tidak sendiri, ia mengikuti jambore bersama 5 temannya, pendakian direncanakan berlangsung selama 3 hari.

Pagi-pagi sekali toni dan ratusan peserta jambore berkumpul di pos 1 gunung merbabu. Mereka sangat senang memulai pendakian hari itu. Pendakian pun dimulai. Toni dan peserta lain selangkah demi selangkah menapaki hutan gunung merbabu. Tetapi hari sudah mau malam ketika toni sampai di pos 7. Akhirnya toni dan peserta lain memutuskan untuk bermalam di sana. Seperti biasa, setelah makan malam, mereka berkumpul di depan api unggun. Mereka bercengkerama satu sama lain, suasana begitu hangat. Sampai ketika ada seorang peserta yang bercerita bahwa penduduk di kaki gunung merbabu percaya bahwa di malam hari terdapat pasar gaib, di mana semua makhluk halus penunggu gunung merbabu berkumpul.

Seketika suasana menjadi dingin menusuk. Semua peserta terdiam mendengar cerita itu, tetapi tidak lama kemudian ketua team memerintahkan para peserta untuk pergi tidur. Mereka pun masuk ke tenda masing-masing. Keesokan paginya setelah sarapan, toni dan peserta lain melanjutkan pendakian. Mereka kembali menyusuri hutan yang lebat dan sepi. Seakan-akan hutan itu menyimpan suatu misteri di dalamnya. Sesuatu yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh manusia.


Hari sudah mulai gelap, peserta sudah sampai di pos 14. Sedikit lagi mereka akan sampai di puncak gunung merbabu. Mereka mendirikan tenda untuk bermalam. Ternyata di acara api unggun tidak ada yang menyinggung tentang pasar ghaib lagi. Mereka hanya bersenda gurau dan bernyanyi. Setelah itu mereka masuk ke tenda masing-masing, begitu juga toni. Namun tengah malam itu toni merasa perutnya mulas. Ia pun pergi menuju mck buatan untuk buang air besar. Setelah selesai, ia berjalan kembali ke tendanya. Tetapi di tengah perjalanannya, toni mendengar suara aneh dari balik rimbun pepohonan.

Suara itu seperti suara keramaian. Ia bisa mendengar suara seseorang sedang berbicara kepada orang lain. Toni merasa penasaran. Dengan senter di tangannya, toni pun menyusuri hutan mencari sumber suara. Di bawah cahaya bulan toni menyusuri hutan itu. Akhirnya toni sampai di sebuah pohon yang berdaun besar, suara keramaian pun semakin jelas terdengar. Ketika toni melihat ke balik dedaunan, alangkah kagetnya toni ketika ia melihat ada sebuah perkampungan di tengah hutan.

Di bagian depannya seperti pasar, semua orang bertransaksi, tetapi toni tidak dapat melihat dengan jelas, terlalu banyak orang lalu lalang. Ia pun memutuskan untuk keluar dari semak-semak dan masuk ke dalam keramaian itu. Ia berjalan meninggalkan semak dan berjalan menuju pasar itu. Ia melihat orang-orang yang lalu lalang rata-rata wajahnya tidak berekspresi. Bahkan ketika mereka sedang berbicara satu sama lain, wajah mereka sama sekali kaku. Toni berjalan di antara mereka, tetapi anehnya orang-orang seakan tidak menyadari kedatangan toni. Mereka lalu lalang dan seperti menawar barang dagangan. Toni penasaran ingin melihat apa yang mereka perjualbelikan. Toni pun menyusup di antara keramaian untuk melihatnya, tetapi mata toni terbelalak ketika melihatnya, MEREKA MENJUAL POTONGAN TUBUH MANUSIA! ADA TANGAN, KAKI, TUBUH BAGIAN PERUT, DAN KEPALA. SEMUA ITU DIGANTUNG SECARA BIADAB!

Seketika itu juga toni berteriak dan menutup matanya. Tetapi ketika ia membuka matanya, ia menemukan dirinya dikelilingi oleh MAKHLUK BESAR BERBULU, DAN BERTANDUK! WAJAH MEREKA AMAT MENYERAMKAN, DENGAN TARING JUGA GIGI-GIGI TAJAM. TANGAN MEREKA YANG BESAR BERUSAHA MENCEKIK!

Seketika itu toni lari sekencang-kencangnya dari tempat itu. Ia tidak tau harus ke mana, yang ia tau hanyalah berlari dan berlari, sampai akhirnya toni menabrak seseorang yang tidak lain adalah ketua team jambore yang sedang mencarinya. Ternyata peserta jambore mencari-cari toni. Seketika itu toni dibawa menuju tenda, toni tidak berbicara apa-apa. Ia hanya terdiam dan gemetaran.


Toni pun dibawa turun gunung untuk mendapatkan pertolongan. Ia dibawa ke rumah salah seorang tokoh masyarakat di kaki gunung merbabu. Sang tokoh pun mengatakan bahwa jiwa toni ditawan oleh penunggu gunung merbabu. Karena toni telah memasuki pasar gaib gunung merbabu. Selama dua hari toni tidak makan dan minum, dia hanya terdiam. Setelah dilakukan sebuah ritual doa bersama, toni akhirnya mulai tersadar.
ketika dirasa sudah cukup kuat, toni akhirnya dipulangkan. Toni mengalami shock yang cukup hebat, tetapi ia akhirnya bisa sembuh. Konon pasar gaib di gunung merbabu masih ada hingga saat ini dan itu bukan mitos belaka.

Cerita Horor Penampakan Di Rumah Tua

Cerita Horor - Waktu itu, pulang sekolah biasanya kami selalu pulang bersama. Nama teman saya Apollon, sifatnya keras kepala dan suka iseng. Saat pulang sekolah, kami sering melewati rumah tua itu. Kata warga ada penghuni yang gantung diri dan masih bergentayangan di rumah tua itu.
Seperti yang lainnya, saya dan Apollon tidak mempercayai itu, dan mengabaikan saja.
Hingga suatu hari,
Teman saya, Apollon, pulang sekolah duluan karena saya ada tugas tambahan di sekolah. Ketika Apollon melewati rumah itu, ia 


Apollon kaget dan jatuh, ia hendak lari tapi ia tidak bisa. Akhirnya, Apollon memakai sisa tenaga untuk lari.
Keesokan harinya, Apollon bercerita. Saya jelas tidak mempercayainya, malah menertawakannya. Apollon merasa kesal, lalu menggajak saya mengunjungi rumah itu. Saya setuju untuk mengikuti maunya.



Waktu sudah menunjukkan jam 9 malam. Tidak ada lagi warga yang melewati jalan di depan rumah itu. Kami pun masuk rumah itu dan mengeceknya.
Entah apa yang merasuki kami, hingga kami berani memasuki rumah yang dari luar saja terlihat menyeramkan.
Awalnya, saya hampir tidak dapat melihat apa-apa, karena kami hanya mengandalkan cahaya dari luar. Kami pun mulai masuk lebih dalam, mengecek tempat lainnya. Sampai akhirnya di sebuah kamar, kita terhenti dan melihat sekeliling. Saya merasakan hawa mistis di kamar itu, mungkin Apollon juga merasakan hal yang sama.



Kamar itu berada di dekat jalan. Cukup terang dibanding ruangan yang sudah kita lewati. Saya dapat melihat wajah Apollon dengan jelas, wajah yang kaku memandangi arah belakang saya, seperti ada sesuatu di belakang saya.
Perasaan saya campur aduk antara Apollon hanya ingin mengerjai saya, atau memang ada makhluk menyeramkan ada di belakang saya. Detak jantung saya berdegub semakin cepat seperti ingin meledak. Saya akhirnya memutuskan untuk membalikkan badan.
Saya melihat sesuatu yang menyeramkan menatap saya dengan tajam dikuti dengan dengan senyuman puas. Kemudian pandangan gelap, saya tidak sadarkan diri.
Saya pingsan. Saat terbangun, ada banyak warga mengelilingi. Apollon bercerita, saat melihat penampakan itu saya jatuh pingsan dan dia lari keluar dari rumah itu lalu meminta bantuan warga untuk mengeluarkan saya dari tempat angker itu.
Sejak kejadian itu saya tidak berani lewat rumah itu. Dan saya tidak akan menertawakan hal-hal berbau mistis seperti itu lagi.

Cerita Horor - Bra Merah

Cerita Horor - Kita Sudah sampai di Kampung melayu, persiapkan barang bawaan anda dan hati-hati dalam melangkah.


Pengeras suara di dalam Transjakarta terus bergema hingga sudut bis, jam di dalam bis menunjukan pukul 10 malam. Bis Transjakarta malam itu tidak terlalu penuh, mungkin karena sudah agak malam. Ketika bis menepi di stasiun kampung melayu hampir seluruh penumpang turun, hanya tersisa 2 orang wanita dan seorang pria paruh baya. Kedua wanita itu cukup cantik, mereka menggunaan kemeja juga blezer. Khas karyawan wanita.
Kebetulan malam itu tidak ada petugas di dalam bis, bis berjalan pelan meninggalkan kampung melayu menuju kampung rambutan.
Pria paruh baya tambun, dan berkepala botak itu terus saja memperhatikan kedua wanita itu. Ia melihat dari ujung kaki hingga kepala, kemudian ia memperhatikan sekitarnya. Ia ingin memastikan bahwa keadaannya tepat, dan ia yakin itu. Pria paruh baya itu tersenyum, lalu mulai melangkah ke depan. Mendekati dua wanita itu. Kedua wanita itu menghadap ke muka bis, sehingga tidak melihat pria paruh baya itu pelan-pelan mendekati. Walaupun bis dalam keadaan kosong, tetapi kedua wanita itu tetap berdiri. Seakan-akan tujuan mereka sudah dekat, hingga membuat mereka enggan duduk agar mudah turun dengan cepat.


Pelan-pelan pria paruh baya itu mendekat, jika dilihat dari gelagat yang ia tunjukan, sepertinya ia tidak berniat baik. Tetapi kedua wanita itu tetap tidak melihatnya, hingga pria itu sudah sangat dekat dengan mereka. pria itu berdiri tepat di belakang mereka, tetapi ia hanya diam saja.

Hingga akhirnya bis mengerem mendadak, pria itu menabrakan dirinya ke salah seorang wanita itu, dan meremas bokongnya. Sesungguhnya bis hanya mengerem sedikit, tetapi lelaki itu dengan sengaja membenturkan dirinya ke tubuh wanita itu. Tetapi si wanita hanya diam, ia bahkan tidak menoleh. Si pria kaget, ada perasaan senang di dalam hatinya. Akhirnya ia mendekatkan tubuhnya lagi ke wanita itu, pelan-pelan tangannya mereba bokong wanita itu lagi. Wanita itu diam saja, si pria pun menikmati aksinya. Tiba-tiba sebuah pena berujung tajam menancap di leher pria itu, darahnya membuncah mengalir dari pena itu. Rasa perih tercampur dengan kaget menyebar di tubuh pria itu, saat ia menoleh ia melihat wanita yang lain menancapkan pena ke lehernya. Wanita itu tersenyum. Saat ingin mencabut tangannya dari bokong wanita yang lain, wanita itu menggenggam tangannya. Dengan sekuat tenaga wanita itu mematahkan pergelangan tangannya, hingga bergeretak. Rasa nyeri dari pergelangan tangannya seperti menyekiknya, hingga membuat air matanya mengalir. Ia ingin teriak, tetapi wanita yg lain menutup mulutnya. Ia hanya bisa memegangi lehernya yg terus saja mengeluarkan darah, sedang tangannya yang patah tidak dapat bergerak sama sekali. Tubuhnya gemetaran.
“Apa kabar bang? Abang masih senang meraba bokong, dan payudara wanita kan. Sama seperti apa yang abang lakukan terhadap adik saja, sampe dia trauma.”
Pria paruh baya itu kaget, ia terus berteriak kesakitan, tetapi hanya berakhir dengan suara gumaman. Sedangkan pena tajam itu masih bersarang di lehernya, menyebarkan rasa perih dan panas ke seluruh tubuhnya. pria itu juga sudah mulai kesulitan bernafas. kedua wanita itu hanya tersenyum.


“Saya Cuma mau kasih pelajaran buat abang.” Pelan-pelan wanita itu berbisik ke telinga pria itu, sedang wanita yg lain menutup mulutnya.
Wanita cantik itu merogoh tasnya, dan mengambil sebuah pena keemasan dengan mata pena yang tidak kalah tajamnya. Pelan-pelan ia menggoreskan pena itu di wajah pria itu, ia merasakan kulitnya terkikis. Ia sadar pena itu sangat tajam. Pria itu melawan, tetapi wanita yang menutup mulutnya memegangi tubuhnya dengan kuat. Hingga akhirnya wanita yang memegang pena itu mengangkat tangannya, dan menancapkan penanya ke mata kanan pria itu. Pria paruh baya itu kesakitan bukan main, tubuhnya meronta-ronta. Teriakannya serak dan tertahan, tetapi tidak ada yang mendengarnya. Suaranya tenggelam oleh suara mesin bis, pria itu memegangi tangan yang mendekap mulutnya. Hal itu membuat wanita yang membekapnya leluasa menekan batang pena yang menancap di lehernya lebih dalam lagi. Tidak sampai di situ, wanita itu juga memutar-mutar kasar pena yang menancap. Membuat darah yang keluar semakin deras, begitupun darah yang keluar dari rongga matanya. Bola mata pria itu seketika robek oleh mata pena tajam itu, hingga menembus ke dalam. Pria itu sudah tidak bisa merasakan apa-apa, rasa perih tersayat sudah menjalar hingga ke seluruh tubuh. Yang dapat ia lakukan hanya meronta, tetapi itu pun tidak lama. Tubuhnya semakin lama semakin lemas, kedua wanita itu tersenyum.
“perhatian, kita sudah memasuki halte kampung rambutan. Perhentian terakhir, mohon ada memperhatikan barang bawaan anda, dan hati-hati melangkah.”



Suara dari operator Transjakarta itu terdengar lagi, namun kini suasana di dalam bis sudah sepi. Tidak ada siapa-siapa disana. Hingga pintu bis terbuka, saat dua petugas pembersih masuk. Tetapi betapa kagetnya mereka melihat sesosok pria paruh baya duduk di kursi penumpang, dengan pakaian yang sudah bersimbah darah. Sebuah pena menancap di leher, dan bola mata sebelah kanannya. Tubuh pria itu sudah membiru, dan tidak bernyawa. Ada sebuah bra merah yang melilit di wajah pria itu.
“Mau kemana neng?” ujar seorang supir taksi saat dua orang wanita masuk ke dalam taksinya.
“Balik lagi ke kampung melayu bang.” Ujar salah seorang wanita yg masuk.
“Kok turun di pasar rebo neng? Salah naik Busway ya?” ujar sang supir taksi sambil tersenyum. Kedua wanita itu tidak menjawab, mereka hanya tersenyum.
Taksi itu pun mulai berjalan…..

Apa yang Aku Minum di Rumah Hantu Pondok Indah

Kisah ini bermula saat gua dapat jadwal piket pada hari Minggu. Mau tidak mau pulangnya 10 malam. Karena sudah malam, dan merasa tidak aman naik angkot, gua memutuskan naik taksi saja. Kami lewat jalur Pondok Indah. Nah, di tengah jalan tiba-tiba taksinya mogok. Saat itu hampir jam 11 malam. Supir turun dan mulai cek mesin mobil. Sedangkan gua celingak celinguk sekitar. Tidak jauh dari posisi mobil, gua menyadari ada sebuah rumah mewah. Walau sekarang tengah malam, tapi rumah situ masih ramai. Semua lampu nyala.


Tidak lama ada seorang bapak keluar dari rumah itu dan menghampiri sopir taksi. Ia menawarkan jasa untuk meminjamkan peralatan buat membetulkan mobil. Sang bapak itu bahkan memberikan busi juga kepada supir. Memang masalah mobilnya ada di busi. Sang tuan rumah bahkan berbaik hati menawarkan diri bantu memasangkan busi itu. Dia mempersilahkan kami tunggu di dalam rumah saja.



Gua dan supir didatangi pembantu dan diberi air. Sampai sini gua tidak merasa ada yang aneh. Sepertinya mereka sedang mengadakan pesta. Ada suara obrolan, ada suara yang bermain piano.(kami hanya berdiri di luar rumah, tidak masuk. Mungkin cerita akan berbeda kalau kami masuk) Bahkan terdengar ada yang main basket di belakang rumah.
akhirnya beberapa saat kemudian mobil taksi pun bisa distarter. Kami mengucapkan terimakasih dan melanjutkan perjalanan. Pas sampai di depan lampu merah depan Mal Pondok Indah tiba-tiba mobil taksi kembali mogok. Ketika pak supir kebingungan mengapa mobilnya mati lagi, ada pak polisi yang menghampiri kami.

“Aneh baru ganti busi, mati lagi…” gumam pak supir.

Gua sendiri jujur juga gak paham soal otomotif. Bingung juga mau komentar apa.

Polisi tiba-tiba celetuk, “Bapak tadi dari area Metro Pondok Indah ya? Apa sempat berhenti di depan rumah mewah kosong itu?”

Awalnya kami bingung ditanya begitu. Lalu kami pun jawab saja, memang sempat berhenti di rumah mewah. Tapi rumahnya gak kosong.

Si polisi langsung memperingati agar hati-hati jika lewat situ. Kemungkinan besar orang yang menghampiri kami tadi bukan manusia.

Kami syok mendengarnya. Bukan manusia bagaimana?

Konon, rumah itu dulunya ditinggali keluarga berada. Suatu hari mereka beserta pembantunya dibantai oleh sekawanan perampok. Semuanya tewas mengenaskan. Ada yang bilang motifnya persaingan bisnis. Perampokan itu hanyalah kedok. Setelah kejadian memilukan itu, peristiwa mistis dan aneh mulai terjadi di rumah itu. Semenjak rumah itu dijual, tidak ada penghuni yang tinggal lama, mereka pasti pindah keluar dalam hitungan bulan…
Lama kelamaan rumah itu ditumbuhi alang alang, dindingnya kusam, pokoknya nggak terawat yang menegaskan keangkerannya.


Si supir mendengar cerita itu langsung mengecek mobilnya. Saat dibuka kap mobil dan dicek, busi (atau tempat yang seharusnya dipasang busi) ternyata adalah kayu yang mengeluarkan bau wangi. Melihat itu, gua langsung turun dan ganti taksi.

Sesampai rumah beberapa saat gua mulai muntah-muntah. Otak gua tiba-tiba mulai sadar apa penyebabnya. Perasaan takut mulai menjalari seluruh bagian tubuh gua. Tadi… Tadi selain memberikan busi, mereka juga memberikan minuman. Dan gua meminum air yang diberikan “mereka”…

Setelah itu gua mulai tidak sadar apa yang terjadi berikutnya…


Keesokan siang setelah siuman gua mulai diceritain. Semalam muka gua pucat pasi, mengingau, dan mata melotot terus (gua tidak ingat gua melotot). Dan setelah meminta ustad untuk membaca doa, saya akhirnya memuntah air putih. Awalnya airnya berwarna putih, tapi lama kelamaan warnanya berubah menjadi merah pekat. Merah bagaikan darah!


Misteri Tante Ku




Tanteku seorang janda tanpa anak, pernah tinggal di Cirebon dalam waktu yang cukup lama. Tanteku memiliki sahabat yang bernama Ibu Marni (nama samaran). Beliau orang kaya dan pengusaha sukses.
Sekitar tahun 2007, beliau membeli sebuah kantor berlantai 2 yang cukup besar untuk dijadikan kantor usahanya. Kantor itu sudah lebih dari 20 tahun tidak pernah digunakan dan dulunya adalah kantor pemasaran salah satu perumahan di dalam kota Cirebon.
Mungkin karena merasa iba dengan tanteku yang semenjak ditinggal almarhum suami,harus bekerja serabutan untuk bisa bertahan hidup sendirian di Cirebon, meminta tanteku untuk membantunya mengawasi pekerjaan membersihkan bangunan tersebut bersama dengan sekitar enam orang upahan.
tanteku pun permintaan sahabatnya dan bersama 6 pekerja yang lain selama 1 minggu lebih membersihkan dan memperbaiki bagian-bagian yang rusak supaya bisa dipakai lagi sebagai persiapan agar kantor bisa segera ditempati Ibu Marni dan para karyawannya.
tanteku dan 6 orang upahan tidur dan tinggal di sana selama pekerjaan tersebut. 6 Orang upahan di lantai 1 di ruang tamu, sedangkan tanteku di kamar atas di lantai 2.
kata tanteku, karna bangunan itu sudah lama tidak dipakai, debu-debunya sangat tebal di segala ruangan, sarang laba-laba sangat banyak menempel di setiap langit-langit . Sambil mengawasi pekerjaan para pekerja, tanteku pun turun tangan juga untuk ikut bersih-bersih.
kebetulan tanteku saat itu sendirian sedang membersihkan kamar mandi di lantai dasar, rencananya kamar mandi itu digunakan untuk kamar mandi para karyawan. Sedang asyik-asyiknya membersihkan sarang laba-laba di langit-langit kamar mandi, tahu-tahu tangan kanannya yang sedang memegang sapu tidak bisa digerakkan sampai beberapa detik, seperti ada sesuatu yang menahan tangannya berasal dari belakang badannya, jadi tidak melihat sesuatu itu wujudnya seperti apa.
tanteku pun berusaha untuk menggerak-gerakkan tangan kanannya sekuat tenaga untuk meneruskan membersihkan sarang-sarang laba-laba, tapi tidak berhasil digerakkan.
tahu ada yang tidak beres, tanteku pun dengan santainya tanpa rasa takut, berkata dengan sopan, “Eh tolong jangan pegang-pegang. Aku di sini tidak berniat ganggu dan ngusir kamu, hanya biar kamar mandinya jadi bersih, supaya enak dilihatnya”

Dan beberapa saat setelah itu tangannya bisa digerakkan kembali dan beliau melanjutkan pekerjaannya.
juga ada kejadian di alami saat di kamar tidur di lantai atas, waktu itu yang pasti belum ada tempat tidur, belum ada lampu karna listrik belum disambungkan kembali. Tapi situasi kamar tidak terlalu gelap karena sedikit terbantu dari lampu-lampu dari rumah-rumah yang ada di perumahan di sekitar kantor tersebut.
dengan menggelar tikar di lantai dan beralaskan jaket untuk pengganjal kepala sebagai pengganti bantal, tanteku pun merebahkan badannya yang memang terasa capek. Dan seperti biasa, setelah berdoa sebelum tidur, karena berada di tempat baru, tanteku dalam hatinya mengucapkan semacam salam perkenalan kepada para “penunggu kantor” yang tak terlihat, supaya tidak saling mengganggu satu sama lain.
tanteku masih tidur-tiduran dan belum terlelap, di kamar tidur yang ia tempati ada kamar mandinya, dan dari arah kamar mandi itulah tiba-tiba datang 2 sosok dalam wujud seperti kakek-kakek dan nenek-nenek mendekati dirinya.



Tanteku tentu saja kaget dengan kehadiran mereka ( tapi belum berpikir kalau mereka itu bukan manusia sungguhan), dan langsung duduk. Walaupun begitu, tanteku tetap tenang dan mengamat-amati mereka dengan bantuan penerangan yang berasal dari luar kamar, beliau bisa melihat cukup jelas kedua sosok tersebut dan pakaian yang mereka pakai.
kata beliau, kakek dan nenek tersebut berusia sekitar 60 - 65 tahun. Si kakek memakai semacam ikat kepala yang menutupi rambutnya, pakaiannya seperti pendekar silat dengan celana panjang kedodoran dan congklang, sedangkan si nenek memakai baju kebaya seperti pakaian di desa, rambutnya digelung dan sedang menyirih (mengunyah sirih).
kesan pertama yang tanteku tangkap dari wajah mereka, tidak terlihat kalau mereka sedang marah, jengkel atau menakutkan, biasanya saja. Lalu terjadilah dialog antara tante dan sosok kakek tersebut.

“Kamu siapa, nak?” tanya si kakek kepada tanteku.

“Saya yang akan tinggal di sini, kek.” Jawab tanteku dengan ramah.

“Oh, begitu ya, tapi kenapa tidak minta ijin dulu sama kakek kalau mau tinggal di sini?”tanya si kakek lagi.

“Mohon maaf ya kek, soalnya saya sejak dari pertama masuk ke sini belum melihat kakek dan nenek, jadi belum sempat saja meminta ijin. Tapi sekarang mumpung saya ketemu dengan kakek dan nenek, saya meminta ijin dari kakek dan nenek untuk tinggal di sini,”jawab tanteku.

“Baiklah nak,” lanjutnya, “Kami sudah lama tinggal di sini cucu kami. Sini Neng! Kakek kenalin sama orang ini (tanteku) ” Si kakek seperti memanggil seseorang, dan dari arah kamar mandi, datanglah seorang wanita muda seusia 18 tahunan yang terlihat cantik dengan kulit kunging langsat seperti perempuan sunda pada umumnya, memakai baju terusan dan rambutnya di kepang, tapi memang panjang sekali rambutnya. Dia mengangguk kecil kepada tanteku

“Si Neng ini sudah sejak kecil ikut kami, orang tuanya entahpergi ke mana?” cerita kakek kepada tanteku.

“Kita tinggal sama-sama ya, nak, di sini.” Kata si kakek. Tanteku pun cuma menganggukkan kepalanya, tanda setuju.

Dan setelah itu, ketiga sosok tersebut berjalan menjauh dan masuk ke arah kamar mandi dalam.
seperti orang yang baru tersadar dari lamunannya, tanteku berkata dalam hatinya. “Eh tadi itu apaan ya? Masak ada orang di kamar mandi?” Lalu tanteku pun berdiri dan memeriksa kamar mandi yang ada di kamar tersebut, tapi ya memang tidak ada siapa-siapa, dan juga pintu untuk masuk dan keluar kamar mandi cuma ada satu, tidak ada pintu keluar/masuk yang lain. Dan barulah tanteku sadar kalau tadi dia berbicara bukan dengan manusia sungguhan.


untungnya tanteku tidak menjadi ketakutan dan tetap menempati kamar dan kantor tersebut hampir 2 tahun lebih, tanpa ada gangguan lagi. Dan itulah penampakan pertama dan terakhir dari ketiga sosok yang menemuinya di dalam kamar tidur di lantai 2, sampai beliau pindah dari sana.


Kisah Horor Bekas Rumah Persugihan



kisah horror di bekas rumah pesugihan, kejadiannya udah 6 tahun pas gue masih SD kelas 6. waktu itu gue lagi liburan ke batam sama nyokap gue sekalian nemenin bokap gue yang kerja di batam, waktu itu nyokap gue lagi hamil anak ke duanya kira-kira umur kandungannya udah hampir 8 bulan jalan 9 bulan. sekitar 2/3minggu kita di batam akhirnya kita mutusin buat pulang ke jakarta, tapi ternyata pas mau pulang nyokap gue tengah malem mules2 dan emangg udah dari sore air ketubannya pecah. pas subuh nyokap gue kontraksi dan melahirkan senin pagi, akhirnya gue pulang sendiri ke jakarta naik pesawat dan nyokap gue baru bisa balik ke jakarta 2 minggu kemudian karna kondisinya yang baru melahirkan dan adek gue yang baru umur beberapa minggu.
gue pulang ke jakarta, gue tinggal di daerah bekasi tepatnya di rawalumbu. bokap nyokap gue masih di batam dan gue ditinggal sama pembantu dan supir. kalo sore mereka pulang gak nginep. selepas pulang les jam setengah 8 malem supir gue balik, dan alhasil gue tidur malem sendiri rumah. gue gak terlalu besar ada 4 kamar tidur, di depan deket ruang tamu ini kamar gue, di tengah kamar bokap nyokap, di dekat dapur dijadiin lemari pakaian dan di lantai atas kosong. nah, di kamar tengah ini ada kamar mandi tapi dari awal gue dan keluarga nempatin rumah ini kamar mandi di kamar tengah gak pernah dibuka selalu kekunci.

2 minggu gue tinggal sendiri gak terjadi apa-apa, paling gue cuman ngerasa kayak ada orang lewat atau ngeliatin gue. entah gue hanya sugesti atau apa. akhirnya nyokap gue balik ke jakarta, gue nemenin nyokap tidur di kamar tengah. jadi kita cuma tinggal bertiga karna bokap gue masih nerusin kerjanya di batam. biasanya kalo anak baru lahir itu katanya wangi, jadi nenek gue nyuruh nyokap makein bangle (katanya pengusir setan) di baju adek gue. nyokap gue nurut. waktu itu siang hari gue sama nyokap lagi tidur di kamar tengah, tiba-tiba nyokap gue kebangun dan nemuin ade gue tidur di lantai. nyokap gue bingung karna gak mungkin banget secara adek gue ditaruh di pojokan tembok dan nyokap tidur di pinggir kasur biar adek gue ga jatuh.
terus siang2 juga nyokap gue ngeliat ada cewek jalan dari ruang tamu ke dapur, rambutnya panjang nyokap gue ngira kalo itu gue baru pulang sekolah dan pas nyokap gue nyusul ke dapur gak ada siapa-siapa. terus pembantu gue juga pernah bilang pas dia lagi nyetrika di kamar belakang, dia serasa ada yg ngeliatin dan nemenin dia. jadinya gue udah gonta-ganti pembantu sampe 5 kali. setelah kejadian itu, puncaknya malem itu, karna kamar tengah itu besar dan nyokap gue takut adek gue kenapa-kenapa kalo gue tidur di kasur yang sama, karna gue tidur suka nendangin orang, akhirnya gue narik kasur satu lagi buat gue tidur. waktu itu posisinya nyokap sama adek gue tidur ngadep kamar mandi dan gue tidur deket pintu ngadep ke mereka. seinget gue, gue lagi asik baca majalah dan tiba-tiba gue ketiduran. terus pas tengah malem jam 12an gue kebangun kaget nyokap gue nangis sambil narik-narik kaki gue buat bangun, nyokap sambil gendong adek dan gue ditarik keluar rumah sama nyokap.

kebetulan yangg dulu punya rumah itu tinggalnya sebelahan sama rumah gue namanya Bisri, nyokap gue ngetok-ngetok rumah bu Bisri. dan akhirnya dia keluar, gue disitu masih gak ngerti nyokap gue kenapa, terus gue denger percakapan nyokap sama Bu Bisri, “Bu kasih tau saya di rumah itu ada apa! gila ya ibu kenapa gak bilang dari awal.” terus Bu Bisri kaget dan dia jawab, “emang ibu ngeliat?” gak lama Pak Bisri keluar dan nanya, “kenapa Bu? ada apa?” Bu Bisri bilang, “ini toh pak si anu yang dulu dia balik lagi.”


Pak Bisri pucet, akhirnya Bu Bisri sama Pak Bisri nganterin kita pulang dan nyokap gue cerita apa yangg dia alamin, dan Bu Bisri juga cerita awal mula rumah itu. jadi ternyata nyokap gue kebangun tengah malem dia ngeliat sosok genderuwo tinggi besar hitam dan berbulu. si genderuwo ini nyodorin alat kelaminnya ke nyokap gue dan alat kelaminnya itu persis di depan muka nyokap gue, nyokap gue berusaha mau bangun dan ngambil adek gue. karna nyokap takut adek gue diambil tapi berat rasanya buat bangun dari tempat tidur, akhirnya nyokap gue baca doa dan akhirnya mahluk itu ilang. nah, ternyata si genderuwo ini katanya suka sama nyokap gue dan pengen nyetubuhin atau ngawinin nyokap gue. lalu Bu Bisri cerita awal mula rumah itu dulu kan masih rawa-rawa, dibangun rumah dan dikontrakin. penghuni yang dulu ngontrak di situ ternyata suka pesugihan gitu, segala macem hantu semua ada di situ dan di kamar tengah itulah pusatnya, tepatnya di kamar mandi, makanya kamar mandi ditutup gak pernah dibuka dan lampunya selalu nyala dan katanya juga ada kepala buntung di kamar mandi itu. ternyata rumah itu adalah bekas rumah pesugihan.

         kita kaget bgt shock-lah, akhirnya kita tidur lagi dan berharap gak ada kejadian aneh lagi. pas mau tidur nyokap gue bilang, “jangan ganggu saya sama anak saya ya, saya kan gak ganggu kalian kita punya alam masing-masing.” dan gak lama bingkai foto di kamar gue bergerak sendiri, entah itu tanda mereka mengiyakan atau malah sebaliknya. sejak kejadian itu gue sekeluarga pindah rumah dan setiap rumah yang kita tempatin memang ada penghuninya, tapi mereka hanya sekedar lewat atau menampakan diri sesaat. sekedar info ini sih dari Alm. nenek gue, katanya memang mereka ada mereka punya alam yg sama seperti kita. makanya di mana pun kita berada kita harus jaga sikap dan omongan kita, ya intinya sih gak boleh sembarangan.