Misteri Tante Ku




Tanteku seorang janda tanpa anak, pernah tinggal di Cirebon dalam waktu yang cukup lama. Tanteku memiliki sahabat yang bernama Ibu Marni (nama samaran). Beliau orang kaya dan pengusaha sukses.
Sekitar tahun 2007, beliau membeli sebuah kantor berlantai 2 yang cukup besar untuk dijadikan kantor usahanya. Kantor itu sudah lebih dari 20 tahun tidak pernah digunakan dan dulunya adalah kantor pemasaran salah satu perumahan di dalam kota Cirebon.
Mungkin karena merasa iba dengan tanteku yang semenjak ditinggal almarhum suami,harus bekerja serabutan untuk bisa bertahan hidup sendirian di Cirebon, meminta tanteku untuk membantunya mengawasi pekerjaan membersihkan bangunan tersebut bersama dengan sekitar enam orang upahan.
tanteku pun permintaan sahabatnya dan bersama 6 pekerja yang lain selama 1 minggu lebih membersihkan dan memperbaiki bagian-bagian yang rusak supaya bisa dipakai lagi sebagai persiapan agar kantor bisa segera ditempati Ibu Marni dan para karyawannya.
tanteku dan 6 orang upahan tidur dan tinggal di sana selama pekerjaan tersebut. 6 Orang upahan di lantai 1 di ruang tamu, sedangkan tanteku di kamar atas di lantai 2.
kata tanteku, karna bangunan itu sudah lama tidak dipakai, debu-debunya sangat tebal di segala ruangan, sarang laba-laba sangat banyak menempel di setiap langit-langit . Sambil mengawasi pekerjaan para pekerja, tanteku pun turun tangan juga untuk ikut bersih-bersih.
kebetulan tanteku saat itu sendirian sedang membersihkan kamar mandi di lantai dasar, rencananya kamar mandi itu digunakan untuk kamar mandi para karyawan. Sedang asyik-asyiknya membersihkan sarang laba-laba di langit-langit kamar mandi, tahu-tahu tangan kanannya yang sedang memegang sapu tidak bisa digerakkan sampai beberapa detik, seperti ada sesuatu yang menahan tangannya berasal dari belakang badannya, jadi tidak melihat sesuatu itu wujudnya seperti apa.
tanteku pun berusaha untuk menggerak-gerakkan tangan kanannya sekuat tenaga untuk meneruskan membersihkan sarang-sarang laba-laba, tapi tidak berhasil digerakkan.
tahu ada yang tidak beres, tanteku pun dengan santainya tanpa rasa takut, berkata dengan sopan, “Eh tolong jangan pegang-pegang. Aku di sini tidak berniat ganggu dan ngusir kamu, hanya biar kamar mandinya jadi bersih, supaya enak dilihatnya”

Dan beberapa saat setelah itu tangannya bisa digerakkan kembali dan beliau melanjutkan pekerjaannya.
juga ada kejadian di alami saat di kamar tidur di lantai atas, waktu itu yang pasti belum ada tempat tidur, belum ada lampu karna listrik belum disambungkan kembali. Tapi situasi kamar tidak terlalu gelap karena sedikit terbantu dari lampu-lampu dari rumah-rumah yang ada di perumahan di sekitar kantor tersebut.
dengan menggelar tikar di lantai dan beralaskan jaket untuk pengganjal kepala sebagai pengganti bantal, tanteku pun merebahkan badannya yang memang terasa capek. Dan seperti biasa, setelah berdoa sebelum tidur, karena berada di tempat baru, tanteku dalam hatinya mengucapkan semacam salam perkenalan kepada para “penunggu kantor” yang tak terlihat, supaya tidak saling mengganggu satu sama lain.
tanteku masih tidur-tiduran dan belum terlelap, di kamar tidur yang ia tempati ada kamar mandinya, dan dari arah kamar mandi itulah tiba-tiba datang 2 sosok dalam wujud seperti kakek-kakek dan nenek-nenek mendekati dirinya.



Tanteku tentu saja kaget dengan kehadiran mereka ( tapi belum berpikir kalau mereka itu bukan manusia sungguhan), dan langsung duduk. Walaupun begitu, tanteku tetap tenang dan mengamat-amati mereka dengan bantuan penerangan yang berasal dari luar kamar, beliau bisa melihat cukup jelas kedua sosok tersebut dan pakaian yang mereka pakai.
kata beliau, kakek dan nenek tersebut berusia sekitar 60 - 65 tahun. Si kakek memakai semacam ikat kepala yang menutupi rambutnya, pakaiannya seperti pendekar silat dengan celana panjang kedodoran dan congklang, sedangkan si nenek memakai baju kebaya seperti pakaian di desa, rambutnya digelung dan sedang menyirih (mengunyah sirih).
kesan pertama yang tanteku tangkap dari wajah mereka, tidak terlihat kalau mereka sedang marah, jengkel atau menakutkan, biasanya saja. Lalu terjadilah dialog antara tante dan sosok kakek tersebut.

“Kamu siapa, nak?” tanya si kakek kepada tanteku.

“Saya yang akan tinggal di sini, kek.” Jawab tanteku dengan ramah.

“Oh, begitu ya, tapi kenapa tidak minta ijin dulu sama kakek kalau mau tinggal di sini?”tanya si kakek lagi.

“Mohon maaf ya kek, soalnya saya sejak dari pertama masuk ke sini belum melihat kakek dan nenek, jadi belum sempat saja meminta ijin. Tapi sekarang mumpung saya ketemu dengan kakek dan nenek, saya meminta ijin dari kakek dan nenek untuk tinggal di sini,”jawab tanteku.

“Baiklah nak,” lanjutnya, “Kami sudah lama tinggal di sini cucu kami. Sini Neng! Kakek kenalin sama orang ini (tanteku) ” Si kakek seperti memanggil seseorang, dan dari arah kamar mandi, datanglah seorang wanita muda seusia 18 tahunan yang terlihat cantik dengan kulit kunging langsat seperti perempuan sunda pada umumnya, memakai baju terusan dan rambutnya di kepang, tapi memang panjang sekali rambutnya. Dia mengangguk kecil kepada tanteku

“Si Neng ini sudah sejak kecil ikut kami, orang tuanya entahpergi ke mana?” cerita kakek kepada tanteku.

“Kita tinggal sama-sama ya, nak, di sini.” Kata si kakek. Tanteku pun cuma menganggukkan kepalanya, tanda setuju.

Dan setelah itu, ketiga sosok tersebut berjalan menjauh dan masuk ke arah kamar mandi dalam.
seperti orang yang baru tersadar dari lamunannya, tanteku berkata dalam hatinya. “Eh tadi itu apaan ya? Masak ada orang di kamar mandi?” Lalu tanteku pun berdiri dan memeriksa kamar mandi yang ada di kamar tersebut, tapi ya memang tidak ada siapa-siapa, dan juga pintu untuk masuk dan keluar kamar mandi cuma ada satu, tidak ada pintu keluar/masuk yang lain. Dan barulah tanteku sadar kalau tadi dia berbicara bukan dengan manusia sungguhan.


untungnya tanteku tidak menjadi ketakutan dan tetap menempati kamar dan kantor tersebut hampir 2 tahun lebih, tanpa ada gangguan lagi. Dan itulah penampakan pertama dan terakhir dari ketiga sosok yang menemuinya di dalam kamar tidur di lantai 2, sampai beliau pindah dari sana.


0 komentar:

Posting Komentar